Persiapan Mental Sebelum Menikah |
1. Bersiap untuk menjadi individu yang lebih tegar
Satu hal yang pasti, setelah menikah anda harus menjadi sosok yang lebih tegar dan kokoh. Sebagai seorang suami, anda harus bersiap untuk melindungi istri anda dan bertanggung jawab menyokong kehidupan rumah tangga secara ekonomi maupun moral. Anda harus mempersiapkan diri menjadi sosok yang bisa diteladani oleh istri dan anak-anak.
Sebagai seorang istri, persiapkanlah diri untuk menjadi sosok yang bisa mendukung suami. Bersiaplah untuk menjadi istri yang tabah dan bijaksana, yang siap untuk mengarungi suka dan duka bersama sang suami. Dukung ia dengan seluruh kekuatan anda, berilah semangat agar ia senantiasa bahagia menjalani hidup bersama anda.
2. Minta nasihat dari orang tua anda
Cobalah untuk bertanya kepada orang tua anda, apakah kira-kira anda dan pasangan sudah siap menikah atau belum. Tanyakan pula tentang berbagai tips untuk membahagiakan pasangan dan membina rumah tangga yang langgeng. Satu lagi yang paling penting, jangan lupa meminta restu dari mereka berdua.
Cobalah untuk bertanya kepada orang tua anda, apakah kira-kira anda dan pasangan sudah siap menikah atau belum. Tanyakan pula tentang berbagai tips untuk membahagiakan pasangan dan membina rumah tangga yang langgeng. Satu lagi yang paling penting, jangan lupa meminta restu dari mereka berdua.
3. Pre-Marital Konseling
Pre-Marital Konseling adalah jasa resmi yang disediakan oleh seorang Psikolog untuk membantu anda dan pasangan memahami satu sama lain sebelum masuk ke jenjang pernikahan. Metode konseling ini juga bisa membantu menganalisa apakah anda berdua sudah siap menikah atau belum, baik secara fisik, mental, maupun material.
Pre-Marital Konseling adalah jasa resmi yang disediakan oleh seorang Psikolog untuk membantu anda dan pasangan memahami satu sama lain sebelum masuk ke jenjang pernikahan. Metode konseling ini juga bisa membantu menganalisa apakah anda berdua sudah siap menikah atau belum, baik secara fisik, mental, maupun material.
4. Jangan kehilangan teman-teman
Banyak yang terhanyut dengan konsep tradisional bahwa pernikahan adalah hubungan yang hanya melibatkan suami dan istri. Konsep ini tidak sepenuhnya benar, karena dalam suatu rumah tangga pun seorang suami atau istri masih memerlukan teman-temannya.
Terkadang, kita juga memerlukan sosok teman-teman tersebut untu me-refresh perasaan kita yang terkadang jenuh, terutama di tahap-tahap awal membina rumah tangga.
Banyak yang terhanyut dengan konsep tradisional bahwa pernikahan adalah hubungan yang hanya melibatkan suami dan istri. Konsep ini tidak sepenuhnya benar, karena dalam suatu rumah tangga pun seorang suami atau istri masih memerlukan teman-temannya.
Terkadang, kita juga memerlukan sosok teman-teman tersebut untu me-refresh perasaan kita yang terkadang jenuh, terutama di tahap-tahap awal membina rumah tangga.
5. Percaya
Anda harus bisa mempercayai pasangan anda sepenuhnya. Sikap yang sama juga harus ada dalam diri sang pasangan terhadap diri anda. Jika seorang lelaki dan perempuan masih saling curiga dan tidak percaya satu sama lain, artinya mereka masih memerlukan waktu untuk memahami satu sama lain sebelum berlanjut ke jenjang pernikahan.
Anda harus bisa mempercayai pasangan anda sepenuhnya. Sikap yang sama juga harus ada dalam diri sang pasangan terhadap diri anda. Jika seorang lelaki dan perempuan masih saling curiga dan tidak percaya satu sama lain, artinya mereka masih memerlukan waktu untuk memahami satu sama lain sebelum berlanjut ke jenjang pernikahan.
6. Jangan mengutamakan ego
Kata-kata "Aku" harus dibuang jauh-jauh dalam kehidupan pernikahan, terutama dalam berkomunikasi dengan pasangan. "Kita" harus menjadi kata yang lebih dominan daripada "Aku". Anda tidak bisa lagi memikirkan kebahagiaan pribadi, namun kebahagiaan pasangan hidup juga harus ditempatkan pada prioritas utama. Jika anda merasa belum bisa melakukan hal ini, jangan terburu-buru untuk menikah.
Menikah adalah sebuah ikatan yang menuntut pengorbanan. Sebelum kita membahagiakan diri sendiri, pastikan bahwa pasangan sudah bahagia. Jangan takut, jika pengorbanan dilandasi dengan rasa cinta yang tulus, maka pengorbanan tersebut akan terasa sangat indah.
Kata-kata "Aku" harus dibuang jauh-jauh dalam kehidupan pernikahan, terutama dalam berkomunikasi dengan pasangan. "Kita" harus menjadi kata yang lebih dominan daripada "Aku". Anda tidak bisa lagi memikirkan kebahagiaan pribadi, namun kebahagiaan pasangan hidup juga harus ditempatkan pada prioritas utama. Jika anda merasa belum bisa melakukan hal ini, jangan terburu-buru untuk menikah.
Menikah adalah sebuah ikatan yang menuntut pengorbanan. Sebelum kita membahagiakan diri sendiri, pastikan bahwa pasangan sudah bahagia. Jangan takut, jika pengorbanan dilandasi dengan rasa cinta yang tulus, maka pengorbanan tersebut akan terasa sangat indah.
7. Persiapan menghadapi masa depan.
Persiapan ini tidak bisa dilakukan sendirian, namun harus dibicarakan bersama pasangan. Pastikan anda berdua menyatukan satu visi dan misi. Akan lebih baik lagi jika anda dan pasangan sudah memiliki berbagai perencanaan teknis untuk mencapai visi dan misi tersebut.
Persiapan ini tidak bisa dilakukan sendirian, namun harus dibicarakan bersama pasangan. Pastikan anda berdua menyatukan satu visi dan misi. Akan lebih baik lagi jika anda dan pasangan sudah memiliki berbagai perencanaan teknis untuk mencapai visi dan misi tersebut.
8. Hargai perbedaan antara anda dan pasangan
Besar maupun kecil, pasti akan ada perbedaan antara diri anda dan pasangan. Perbedaan itu akan terlihat lebih jelas ketika anda tinggal dalam satu atap. Nah, di sinilah perasaan untuk menghargai perbedaan satu sama lain harus dibangun. Jika hal ini tidak terbangun dengan baik, bukan tidak mungkin rumah tangga akan diisi oleh perselisihan, perdebatan, bahkan pertengkaran.
Intinya, anda dan pasangan harus mencoba menerapkan dua hal: menghargai perbedaan dan mencoba menyesuaikan diri dengan pasangan. Cobalah untuk mengurangi berbagai hal dalam diri anda yang tidak disukai oleh pasangan, dan maklumilah berbagai hal dalam dirinya yang anda anggap "berbeda". Jika anda melakukan hal ini dengan tulus, maka sang pasangan pun akan melakukan hal yang sama.
Besar maupun kecil, pasti akan ada perbedaan antara diri anda dan pasangan. Perbedaan itu akan terlihat lebih jelas ketika anda tinggal dalam satu atap. Nah, di sinilah perasaan untuk menghargai perbedaan satu sama lain harus dibangun. Jika hal ini tidak terbangun dengan baik, bukan tidak mungkin rumah tangga akan diisi oleh perselisihan, perdebatan, bahkan pertengkaran.
Intinya, anda dan pasangan harus mencoba menerapkan dua hal: menghargai perbedaan dan mencoba menyesuaikan diri dengan pasangan. Cobalah untuk mengurangi berbagai hal dalam diri anda yang tidak disukai oleh pasangan, dan maklumilah berbagai hal dalam dirinya yang anda anggap "berbeda". Jika anda melakukan hal ini dengan tulus, maka sang pasangan pun akan melakukan hal yang sama.
9. Komunikasi
Banyak orang yang menyadari bahwa komunikasi yang baik adalah kunci sebuah hubungan yang langgeng. Namun banyak pula yang gagal menera
pkan hal ini, terutama karena berbagai perasaan sungkan, tidak enak, dan takut menyakiti hati pasangan. Yang jelas, anda harus menyiapkan diri untuk lebih terbuka dalam berkomunikasi pada pasangan, dan membuatnya lebih terbuka pula pada diri anda.Banyak orang yang menyadari bahwa komunikasi yang baik adalah kunci sebuah hubungan yang langgeng. Namun banyak pula yang gagal menera
10. Memahami perubahan yang akan terjadi dalam hidup anda
Sangat penting untuk menyadari bahwa hidup anda akan berubah secara drastis setelah menikah. Nah, persiapan mental untuk menghadapi hal ini mutlak diperlukan agar tidak mengalami shock ataupun untuk mengurangi kecanggungan pada periode awal menikah. Sadarilah bahwa kehidupan anda akan mulai berubah, mulai dari bangun tidur, ketika anda melihat sosok orang lain di samping anda.
Sangat penting untuk menyadari bahwa hidup anda akan berubah secara drastis setelah menikah. Nah, persiapan mental untuk menghadapi hal ini mutlak diperlukan agar tidak mengalami shock ataupun untuk mengurangi kecanggungan pada periode awal menikah. Sadarilah bahwa kehidupan anda akan mulai berubah, mulai dari bangun tidur, ketika anda melihat sosok orang lain di samping anda.
0 Response to "10 Persiapan Mental Sebelum Menikah"
Posting Komentar